Hai Jepara kau tampak ramah pagi ini, alam semesta selalu mendorong jika kita bersedia merasakannya, hari ini sangat kecewa berat, dengan adanya pemberitaan yang ditulis dalam sebuah blog, aku yakin setiap fenomena terdapat pembelajaran yang sangat berharga, di pagi ini Minggu, 3 Juni 2018 pukul 05:05 WIB aku terpukul olehmu, selama ini keraguan yang ada telah terjawab, aku telah mantap harus ke arah mana yang akan ku tuju, ucapanmu yang tajam membawaku menuju pintu keangkuhan yang semakin panjang, sebelumnya aku enggan untuk berpikir masalah asmara, tapi kau beda, kau terang dan kau juga sang kabutnya, semoga hari ini aku bijaksana dalam melangkah, mengingat bahwa setiap momen pasti mempunyai makna tersendiri, "setinggi lencana, seapik sepatu tak akan mengalahkan nurani ciptaannya, sungguh naif jika di paksa dengan kehambaran" makna tersebutlah yang sebenarnya terbayang-bayang di pikiranku akhir-akhir ini serta terbayarkan.
Jepara, 13/09/2018. Mata berkaca-kaca di barengi dengan otak terbelangah, iya saya tau dunia sangatlah luas, terdapat banyak pengetahuan yang sebenarnya sangat begitu penting ketika masuk dalam pikiran kita, siang berganti malam tetaplah sama dengan hari-hari sebelumnya, pakta konspirasi tetaplah ada, apa yang kita tanamkan di masa lalu akan tetaplah tumbuh di masa sekarang dan di masa yang akan datang, begitulah cara kerja semesta. Kemarin malam saya di sadarkan kembali oleh salah satu pemuda dari daerah kecil tepatnya Indonesia bagian tengah yang menurut saya mindsetnya beberapa mil di depan dari mindset masyarakat kota pada umumnya. Beliau idealis, mantan aktivis (mungkin masih) dan juga pandai berargumen namun menusuk ketika auranya muncul. Sebelumnya saya pernah di hadapkan situasi sama beberapa tahun yang lalu, terdapat salah satu teman kampus yang notabenenya dari masyarakat terpencil dari daerah timur, namun jangan salah ketika berbicara soal IQ dan semangatnya, saya bera
Comments