Hai Jepara kau tampak ramah pagi ini, alam semesta selalu mendorong jika kita bersedia merasakannya, hari ini sangat kecewa berat, dengan adanya pemberitaan yang ditulis dalam sebuah blog, aku yakin setiap fenomena terdapat pembelajaran yang sangat berharga, di pagi ini Minggu, 3 Juni 2018 pukul 05:05 WIB aku terpukul olehmu, selama ini keraguan yang ada telah terjawab, aku telah mantap harus ke arah mana yang akan ku tuju, ucapanmu yang tajam membawaku menuju pintu keangkuhan yang semakin panjang, sebelumnya aku enggan untuk berpikir masalah asmara, tapi kau beda, kau terang dan kau juga sang kabutnya, semoga hari ini aku bijaksana dalam melangkah, mengingat bahwa setiap momen pasti mempunyai makna tersendiri, "setinggi lencana, seapik sepatu tak akan mengalahkan nurani ciptaannya, sungguh naif jika di paksa dengan kehambaran" makna tersebutlah yang sebenarnya terbayang-bayang di pikiranku akhir-akhir ini serta terbayarkan.
16/05/21 Hari ini hari minggu, tanggal merah begitu tak mencerminkan hari libur untuk si penantang arah, hari ini 16 Mei 2021 menjadi penentu untuk menjelajah lebih jauh, pelik memang... pertanda jelas sejelas jelasnya sudah membuka sang mata untuk meneruskan ke pikiran menjadi bijaksana, air akan selalu mengalir jika di tempat semestinya, tak peduli mereka keruh ataupun jernih yang pasti mereka akan mengikuti irama yang sudah terbentuk alami, sadar atau tidak mereka akan menjadi satu murni seperti terdapat ikatan simultan. Sajak terdahulu memang tertulis jelas "AIR ADALAH SUMBER KEHIDUPAN", Yes of course sumber kehidupan bagi hajat hidup orang banyak, penafsirannya tak sebatas kebutuhan primer saja, jauh lebih dalam kita bisa belajar melakukan pengamatan sifat dan perlakuannya, dari hulu sampai hilir mereka tetap terikat tanpa ada perpecahan. Dalam kehidupan bisa di simulasikan pada rekam jejak waktu, perjalanan waktu dari yang terumit sampai termudah sekalipun tetap terkora...
Comments