Skip to main content

Metamorfosa


Jepara, 13/09/2018.
Mata berkaca-kaca di barengi dengan otak terbelangah, iya saya tau dunia sangatlah luas, terdapat banyak pengetahuan yang sebenarnya sangat begitu penting ketika masuk dalam pikiran kita, siang berganti malam tetaplah sama dengan hari-hari sebelumnya, pakta konspirasi tetaplah ada, apa yang kita tanamkan di masa lalu akan tetaplah tumbuh di masa sekarang dan di masa yang akan datang, begitulah cara kerja semesta. Kemarin malam saya di sadarkan kembali oleh salah satu pemuda dari daerah kecil tepatnya Indonesia bagian tengah yang menurut saya mindsetnya beberapa mil di depan dari mindset masyarakat kota pada umumnya. Beliau idealis, mantan aktivis (mungkin masih) dan juga pandai berargumen namun menusuk ketika auranya muncul.
Sebelumnya saya pernah di hadapkan situasi sama beberapa tahun yang lalu, terdapat salah satu teman kampus yang notabenenya dari masyarakat terpencil dari daerah timur, namun jangan salah ketika berbicara soal IQ dan semangatnya, saya berani jamin ketika di adu dengan teman-teman dari kampus lain. Beliau juga mantan seorang aktivis, tenaga medis, relawan, enterpreneur muda dan pernah menjadi bagian dari BEM Fakultas di satu divisi bersama saya di Jepara. Tau tidak? beliau selalu tak sungkan memberi wejangan untuk saya mengenai proses bisnis furniture mulai dari proses produksi, interaksi dengan buyer, teknik marketing dan masih banyak lagi. FYI, Jepara merupakan produsen furniture terbesar di Indonesia dan juga tak di ragukan lagi soal kualitas (menurut pengakuan buyers lokal maupun manca), dengan branding "The World Carving Center" Jepara mampu menembus pasar ekspor dan tau kenapa? saya sebagai asli orang Jepara merasa sangat MALU ketika terdapat teman yang notabenenya bukan berasal dari Jepara justru lebih tau banyak mengenai furniture.
Back to pemuda yang menyadarkanku kemarin malam, semesta selalu menyertakan kejutan pada kita, namun kita sendiri yang selalu menyia-nyiakan kesempatan yang telah berlalu. Malam itu begitu keras menghantamku namun sebenarnya terasa hangat, hembusan angin malam yang ada begitu kuat menancap sampai detik ini, sampai kapan saya harus merasa nyaman seperti ini? sungguh saya merasa stagnan akhir-akhir ini, namun malam itu saya di bangunkan kembali oleh pemuda tersebut, beliau bijaksana dan saat itu pula di depan mataku terdapat lusinan cakrawala yang akan menyambutku terbang menuju tekadku yang sempat meredup. Mulai sekarang saya akan berjanji kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada orang-orang yang peduli, saya sangat bersyukur punya kalian. Benih tidak selamanya kecil kita harus merawatnya, menyiraminya bahkan memupuknya jika di perlukan, ketahuilah bunga yang indah butuh waktu untuk mekar. Bagi pembaca JANGAN SUNGKAN UNTUK MENGAMBARA, DUNIA SANGATLAH LUAS BUNG, MASIH BANYAK PROBLEMA YANG PERLU DI JELAJAH DAN PAHAMI.

tertanda AREA 418/Umar

Comments

Popular posts from this blog

Retas Diri

Kali ini gelombang laut tak begitu segan menampak, sang surya begitu malu merupakan kirana, tak bosan ku menatap lautan lapang nan indah, alunan deburan ombak membawaku menuju prasangka. Sebelumnya aku enggan berpikir menuju masa itu, aku hanya terfokus menuju visi yang ku susun, tak ku sangka bahwa nurani ini terbebani lusinan hina, setiap langkah terasa gundah, terasa hambar. Apakah ini sudah waktunya? S ekian lama aku acuh pada perasaan, a ku sangat berhati-hati untuk melangkah, a ku tak mau terulang pada hal yang sama Yaa semacam trauma, empat tahun telah terlampaui, n amun pasca tragedi itu, a ku seperti kegirangan menuju puncak impianku. Hari ini aku terenung akan kembali pada jiwaku yg dulu, aku seperti kerasukan jiwa yg berlalu, aku pasrah menghadap ilahi, mengharap jalan kebenaran.

Titik Koordinat

16/05/21 Hari ini hari minggu, tanggal merah begitu tak mencerminkan hari libur untuk si penantang arah, hari ini 16 Mei 2021 menjadi penentu untuk menjelajah lebih jauh, pelik memang... pertanda jelas sejelas jelasnya sudah membuka sang mata untuk meneruskan ke pikiran menjadi bijaksana, air akan selalu mengalir jika di tempat semestinya, tak peduli mereka keruh ataupun jernih yang pasti mereka akan mengikuti irama yang sudah terbentuk alami, sadar atau tidak mereka akan menjadi satu murni seperti terdapat ikatan simultan. Sajak terdahulu memang tertulis jelas "AIR ADALAH SUMBER KEHIDUPAN", Yes of course sumber kehidupan bagi hajat hidup orang banyak, penafsirannya tak sebatas kebutuhan primer saja, jauh lebih dalam kita bisa belajar melakukan pengamatan sifat dan perlakuannya, dari hulu sampai hilir mereka tetap terikat tanpa ada perpecahan. Dalam kehidupan bisa di simulasikan pada rekam jejak waktu, perjalanan waktu dari yang terumit sampai termudah sekalipun tetap terkora