Skip to main content

Metro Mini

          Jepara, 26/08/16 - Saya malu ketika bertemu teman seperjuangan saat di sekolah menengah pertama yang justru lebih unggul jauh secara akademis jika di lihat dari trackrecord buku laporan hasil belajar (rapor).
Pada hari itu kami asik bercerita mengenai kehidupan di masa lampau, ya.. saya bertemu dengan beberapa teman smp yang saat ini telah bekerja berjuang dengan alasan untuk bertahan hidup, walau sebenarnya mereka ingin sekali merasakan pendidikan yang lebih tinggi.
Setelah menit demi menit terlewati seketika saya tersentak oleh ucapan salah satu dari mereka yang membawaku kembali kedalam renungan jiwa, beliau bertanya mengenai kehidupanku termasuk pendidikan yang saya tempuh saat ini.
Saya tahan jawaban itu karena saya sangat menjaga perasaan mereka, saya arahkan perbincangan ke pembahasan yang lain.
Saya tertahan di kursi yang saya duduki, merenung dan bertanya kepada diri sendiri, apakah ini yang dinamakan keberuntungan?
Di saat sedang menikmati bangku perkuliahan, ternyata banyak teman-teman yang ingin sekali mencicipi bangku perkuliahan namun belum bisa terpenuhi, saya berkaca dalam diri bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kehidupan bahkan tergolong dalam kebutuhan hidup.
Terkadang saya sering merasa aras-arasan untuk memenuhi kewajiban dalam perkuliahan, padahal di sisi yang berbeda banyak dari mereka yang seharusnya berada disini dengan segudang potensinya yang masih terpendam dalam harapan.
Ya Tuhan bantulah mereka untuk bisa merasakan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, pendidikan itu penting, saya merasa sedih ketika ada teman yang mempunyai potensi namun terkubur sia-sia.

Comments

Popular posts from this blog

Metamorfosa

Jepara, 13/09/2018. Mata berkaca-kaca di barengi dengan otak terbelangah, iya saya tau dunia sangatlah luas, terdapat banyak pengetahuan yang sebenarnya sangat begitu penting ketika masuk dalam pikiran kita, siang berganti malam tetaplah sama dengan hari-hari sebelumnya, pakta konspirasi tetaplah ada, apa yang kita tanamkan di masa lalu akan tetaplah tumbuh di masa sekarang dan di masa yang akan datang, begitulah cara kerja semesta. Kemarin malam saya di sadarkan kembali oleh salah satu pemuda dari daerah kecil tepatnya Indonesia bagian tengah yang menurut saya mindsetnya beberapa mil di depan dari mindset masyarakat kota pada umumnya. Beliau idealis, mantan aktivis (mungkin masih) dan juga pandai berargumen namun menusuk ketika auranya muncul. Sebelumnya saya pernah di hadapkan situasi sama beberapa tahun yang lalu, terdapat salah satu teman kampus yang notabenenya dari masyarakat terpencil dari daerah timur, namun jangan salah ketika berbicara soal IQ dan semangatnya, saya bera

Retas Diri

Kali ini gelombang laut tak begitu segan menampak, sang surya begitu malu merupakan kirana, tak bosan ku menatap lautan lapang nan indah, alunan deburan ombak membawaku menuju prasangka. Sebelumnya aku enggan berpikir menuju masa itu, aku hanya terfokus menuju visi yang ku susun, tak ku sangka bahwa nurani ini terbebani lusinan hina, setiap langkah terasa gundah, terasa hambar. Apakah ini sudah waktunya? S ekian lama aku acuh pada perasaan, a ku sangat berhati-hati untuk melangkah, a ku tak mau terulang pada hal yang sama Yaa semacam trauma, empat tahun telah terlampaui, n amun pasca tragedi itu, a ku seperti kegirangan menuju puncak impianku. Hari ini aku terenung akan kembali pada jiwaku yg dulu, aku seperti kerasukan jiwa yg berlalu, aku pasrah menghadap ilahi, mengharap jalan kebenaran.

Titik Koordinat

16/05/21 Hari ini hari minggu, tanggal merah begitu tak mencerminkan hari libur untuk si penantang arah, hari ini 16 Mei 2021 menjadi penentu untuk menjelajah lebih jauh, pelik memang... pertanda jelas sejelas jelasnya sudah membuka sang mata untuk meneruskan ke pikiran menjadi bijaksana, air akan selalu mengalir jika di tempat semestinya, tak peduli mereka keruh ataupun jernih yang pasti mereka akan mengikuti irama yang sudah terbentuk alami, sadar atau tidak mereka akan menjadi satu murni seperti terdapat ikatan simultan. Sajak terdahulu memang tertulis jelas "AIR ADALAH SUMBER KEHIDUPAN", Yes of course sumber kehidupan bagi hajat hidup orang banyak, penafsirannya tak sebatas kebutuhan primer saja, jauh lebih dalam kita bisa belajar melakukan pengamatan sifat dan perlakuannya, dari hulu sampai hilir mereka tetap terikat tanpa ada perpecahan. Dalam kehidupan bisa di simulasikan pada rekam jejak waktu, perjalanan waktu dari yang terumit sampai termudah sekalipun tetap terkora